Barcelona! Melepas Anak Cantik Merantau

“Tidak ada keberhasilan yang dapat diraih dengan instan. Semua harus direncanakan, semua harus dipersiapkan dengan matang”.

Setidaknya keyakinan ini yang saya tanamkan pada anak saya, Cecil. Ketika dia memutuskan untuk kuliah di jurusan Hubungan Internasional (HI) Unair pada tahun 2022 lalu, saya langsung mendukung! Karena saya tahu itu passion-nya.

Bagi saya, sangat menyenangkan ketika kita bisa belajar tentang hal-hal yang kita senangi. Memiliki passion tertentu dalam belajar, dapat menjadi modal untuk meraih keberhasilan.

“Kuliah di luar negeri itu mahal, cantik!”, begitu saya katakan, ketika dia bilang ingin bisa ke luar negeri. Kami (saya dan suami) memang sering menceritakan pengalaman kami ketika berkelana di luar negeri (LN). Kepadanya, saya sering menggambarkan LN (terutama Jerman) sebagai tempat studi yang menenangkan dan menyenangkan.

“Pokoknya.. Eropa itu buagus, cantik! Hampir di semua sisi, bagus untuk berfoto”, kesanku penuh semangat. Sesekali ayahnya menawarkan untuk memilih Amerika. Maklumlah dia memang pernah menginjakkan kaki di benua itu, saat mengikuti short-course IVLP (The International Visitor Leadership Program) tahun 2017 lalu.

Namun, agaknya Cecil tidak begitu tertarik dengan negara Amerika. Entahlah, mungkin karena ayahnya yang kurang pandai meyakinkannya.. ?

“Aku agak takut sih kalau di Amerika, karena aku sering baca, banyak kriminalitas, penembakan di sekolah-sekolah …”, ungkap Cecil. Dia memang well-literated kalau terkait isu-isu sosial.

Agaknya semua cerita tentang Eropa lebih menarik perhatian Cecil, ketimbang pengalaman ayahnya di Amerika ?

“Satu-satunya cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mendapatkan beasiswa, cantik!”, kataku penuh semangat. Yah.. karena secara finansial, kami merasa tidak mampu jika menyekolahkannya ke luar negeri secara mandiri.

Saya pun menceritakan pengalaman ketika berjuang untuk meraih juara pada berbagai ajang kompetisi guru.

“Bunda aja bisa ke LN juga karena reward hasil kompetisi.. “, terangku menyakinkannya.

“Untuk dapat meraih impianmu, setidaknya 1-2 tahun, kamu harus fokus ke situ, cantik!”, kataku menggebu-gebu. “Yah, banyak hal yang harus dipersiapkan!”, tambahku.

Dari caranya menyimak, saya tahu, dia sangat tertarik. Maka saya sangat yakin dia akan dapat meraih impiannya.

“Bunda akan buatkan kamu passport, cantik!”, ucapku untuk menambah semangatnya. Yah, berdasarkan pengalaman, passport dapat menjadi salah pertimbangan seseorang untuk dapat lolos beasiswa ke LN.

“Kamu harus rencanakan kegiatan yang akan diikuti, supaya portofoliomu bagus!”, tambahku menyakinkan.

Dia pun mulai merencanakan apa saja yang akan dia lakukan selama semester 1 sampai 3. Dia aktif di kampus, memperkuat kemampuan bahasa Inggrisnya, mengikuti kegiatan magang, aktif di jurusan, menjadi jurnalis, dst.

***

Suatu ketika dia bilang kalau dia tertarik untuk mengikuti seleksi IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards). Kalau saya perhatikan, Cecil ini memang sangat mirip dengan saya, kalau sudah niat, dia pasti akan fokus dan serius menjalaninya.

Sesekali dia pulang ke rumah dan mengungkapkan rasa pesimis karena banyaknya kompetitor, yang menurutnya memiliki banyak privilege, plus mahalnya biaya tes IELTS yang menjadi persyaratan.

“yah.. boleh nggak kalau hadiah ultahku.. tes IELTS!”, pintanya merajuk saat menjelang hari ulang tahun awal tahun 2024 yang lalu. Rupanya dia ingin mengikuti tes IELTS, sebagai salah satu persyaratan IISMA. Dan di ulang tahunnya kali ini, kami pun memberinya hadiah voucher tes IELTS senilai 3 juta. Alhamdulillah, hasilnya cukup bagus?

Demi IISMA ini, serangkaian tes dia jalani.

Sampai akhirnya bulan Maret 2024, dia mendapatkan informasi bahwa dia lolos semua tahapan IISMA. Barcelona! tepatnya Universität Pompeu Fabra, menjadi negara pilihan dia.

***

“Bundaa.. uang beasiswa udah cair!”, teriaknya melalui pesan WA.

“Alhamdulillah, cantik! Itulah enaknya jadi anak pintar, kamu hanya perlu belajar.. berusaha keras dan berdoa! Dan kamu akan mendapatkan banyak kesempatan dan rejeki”, balasku dengan mata berkaca-kaca.

Alhamdulillah, tak sepersen pun uang yang kami keluarkan untuk seluruh rangkaian perjalanan IISMA ke Barcelona ini. Bahkan koper yang akan dia bawa pun dia beli sendiri dari uang beasiswa ini. MasyaAllah!

Akhirnya.. hari ini, Minggu 15 September 2024, perjalanan itu dimulai. Cecil telah berhasil meraih salah satu impiannya, yaitu beasiswa IISMA ke Eropa, Barcelona!

Hari ini, kami sekeluarga mengantarnya ke Bandara Juanda menuju ke Jakarta. Sepertinya dia harus stay sehari di sana, baru keesokan harinya dia terbang ke Barcelona. Banyak pesan yang kami titipkan buatnya, termasuk agar tetap rendah hati.

“Cantik, kamu tidak perlu membeli oleh-oleh kalau pulang! Cukup sisakan uang Euronya aja buat bunda”, bisikku tertawa ?

Congratulation, anakku cantik! You deserve it! Ayah dan bunda sangat bangga!?? Baik-baik ya di sana, doa bunda selalu menyertaimu..

You may also like...