Gamification di Kopdar Guraru

Ternyata masih adaaa.. saja moment yang bisa diceritakan dari event Kopdar Guraru beberapa hari yang lalu. Seperti moment saat kami berkumpul di Ruang Sulawesi, cost ruangan di mana saya berbagi pengalaman tentang metode pembelajaran gamification dengan para guraru lainnya.

Kelas mini ini pada awalnya menampung sekitar 16 orang guraru yang telah mendaftar sebelumnya via blog guraru. Tetapi, karena kelas pak Dedi Dwitagama kosong (karena beliau belum datang), maka sebagian dari pesertanya ikut bergabung di kelas saya dan kelas Pak Agus Sampurno.

Mendapatkan tugas dari panitia untuk memandu kelas dengan topik ini, membuat saya merasa senang sekaligus bimbang. Senang karena saya mendapat kesempatan untuk berbagi dan memperdalam metode gamification (bc. gamifikasi), dan bimbang, karena saya sendiri merasa belum pernah menerapkan metode ini dalam kelas saya 😀

Saya sendiri juga belum mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman peserta mini class ini tentang metode gamifikasi dan penerapannya dalam kelas mereka. Jujur, saya sendiri baru mengenal dan belajar metode ini melalui topik bulanan guraru beberapa bulan yang lalu. Beluuum juga ngeh.. dan sekarang saya harus berada di depan guraru untuk mempresentasikannya..hm.. berat!

Untunglah.. mini class ini dikonsep sebagai ajang untuk berbagi dan berdiskusi.. dan bukan untuk menggurui. Sehingga perasaan bimbang itu perlahan hilang berganti dengan semangat untuk memperkaya pengetahuan tentang metode pembelajaran ini. Sayangnya, tidak banyak literatur berbahasa Indonesia yang bisa dijadikan referensi untuk memperdalam metode ini. Sehingga mau tidak mau saya harus belajar dari pengalaman para expert dari luar negeri, yang lebih dulu menerapkannya dan di-share melalui blognya. Berbekal dari referensi beberapa sumber itulah, saya berani berbagi dengan para guraru yang hadir dalam kelas ini.

Dan tidak mau mengulangi kesalahan yang sama seperti ketika pertama kali belajar metode gamifikasi, di mana saat itu saya mempunyai kesulitan untuk membedakan konsep Gamification dan Game Based Learning. Maka pada awal presentasi saya, saya mencoba untuk menyampaikan konsep gamifikasi dan perbedaannya dengan metode game based learning. Saya pikir hal ini cukup penting karena konsep gamifikasi ini sering rancu dengan game based learning.

Guraru yang aktif mengikuti topik bulanan blog guraru.org pasti sedikit banyak telah memiliki gambaran tentang gamifikasi dalam pembelajaran. Sebagian besar literatur menyebutkan definisi Gamifikasi adalah “penerapan teknik/konsep permainan (game) ke dalam konsep non-permainan”.

Yah.. Tentu tidak mudah memahami kalimat pada definisi di atas, jika tidak didukung dengan beberapa referensi yang berkaitan. Sehingga untuk memudahkan pemahaman tentang konsep gamifikasi, saya merasa perlu untuk memberikan beberapa analogi/contoh beberapa game yang berkaitan dengan gamification dan game for learning. Dengan memberikan 2 jenis contoh game berbeda, saya berharap guraru dapat menjelaskan perbedaan kedua game tersebut dan menyebutkan game apa yang mengacu pada gamifikasi dan game based learning.

Yes! Ternyata benar.. Pak Bhayu Sulistiawan yang pertama kali berhasil menyebutkan perbedaan mendasar dari kedua metode pembelajaran ini. Pak Bhayu ini memang jos gandos.. Keberanian beliau dalam menjawab, secara tidak langsung memberi dorongan kepada peserta lain untuk ikut mendeskripsikan dan mengidentifikasi konsep keduanya. Dan.. Begitulah seterusnya… Apa yang saya harapkan akhirnya terwujud.

Yah..saya hanya berperan sebagai fasilitator saja. Karena semua guraru aktif berpartisipasi menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya di kelas ini.

Metode gamifikasi memang termasuk istilah baru dalam dunia pembelajaran. Namun, jika kita berhasil memegang konsepnya, maka sebenarnya, dari beberapa proses pembelajaran yang pernah kita lakukan, salah satunya telah menerapkan konsep gamifikasi ini. Hanya kita yang mungkin belum tahu istilahnya 😀

Dengan menerapkan desain/konsep game ke dalam proses pembelajaran, tentu akan membuat suasana belajar menjadi lebih seru. Karena siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan cara yang berbeda dan menyenangkan. Adanya reward yang diberikan pada setiap aktivitas pembelajaran dalam metode ini membuat siswa termotivasi untuk ikut terlibat dalam aktivitas pembelajaran.

Metode gamifikasi ini sebenarnya lebih mudah dan sangat cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan kegiatan praktik, terutama untuk siswa-siswa SMK. Langkah penerapan gamifikasi yang saya share saat itu dapat di download di sini.

Akhir dari diskusi kami mengerucut pada kemungkinan para guraru untuk menerapkan metode ini pada materi yang diajarkannya di kelas. Adalah Bapak Steve Sutantro yang mencoba untuk memilih salah satu topik dalam mata pelajaran geografi untuk diterapkan menggunakan gamifikasi ini. Dilanjut dengan guraru lainnya.. (Maaf tidak bisa sebutkan satu per satu karena lupa namanya..).

Dan yang tak kalah seru dari yang paling seru dalam kelas ini adalah hadirnya seseorang yang bisa saya sebut sebagai penyusup 😀

Adalah Bapak Herry Fahrur, yang belakangan saya ketahui sebagai founder Eduqo, sebuah portal berita teknologi untuk pendidikan, yang sepanjang sesi duduk diam di pojok dan menikmati (bc.mengamati) diskusi kami. Seorang guraru meminta saya untuk memberikan sedikit waktu buat beliau untuk mengenalkan beberapa teknologi untuk proses pendidikan dan beberapa aplikasi yang didukung oleh Google yang bisa dijadikan referensi atau media pendukung dalam menerapkan metode gamifikasi ini.

Maka dengan senang hati kami (guraru) mempersilahkan bapak Herry untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan teknologi yang bisa dijadikan referensi untuk proses pembelajaran di kelas. Termasuk beberapa aplikasi buatan anak negeri yang siap untuk digunakan. Yah.. Saat ini memang kita banyak bergantung pada media dan aplikasi buatan luar negeri. Mungkin ada baiknya kita mulai menggunakan dan mengembangkan media yang dirintis anak negeri yang tentunya lebih bisa memahami karakter kita (guru) dan siswa kita. Liputan beliau tentang Kopdar bisa dibaca di sini.

Hmm… Belum puas rasanya berdiskusi dengan teman-teman guraru di kelas ini..tetapi kami harus segera meninggalkan ruangan sulawesi ini untuk mengikuti sesi presentasi finalist. Meski hanya sedikit yg bisa kami bagi.. Namun saya berharap diskusi singkat ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi saya dan guraru untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas mengajar kita. Amin..

Note : Sekali lagi terima kasih buat Om Jay atas semua dokumentasinya 😀

You may also like...