Pil Pahit Komunitas Organik

Kali ini saya ingin menuliskan sedikit apa yang saya rasakan selama sebulan berada di “Komunitas Organik” ini.

Dalam tulisan ini mungkin saya juga akan menyampaikan sedikit uneg-uneg pribadi, information pills yang sebenarnya ingin sekali saya simpan rapat-rapat, karena saya tidak ingin ada yang tersakiti dari apa yang telah saya tuliskan ini.

Namun, jika pada akhirnya uneg-uneg ini sampai juga dalam deretan postingan dalam komunitas guraru ini, maka anggaplah tulisan ini adalah pil pahit untuk saya sendiri, salah satu anggota guraru yang sedang #frustasi itu.

Sejak komunitas Guraru ini berkembang menjadi komunitas organik, dari Guraru, oleh Guraru, untuk Guraru, komunitas ini mengalami banyak perubahan dan perkembangan yang berarti. Tak hanya dari sisi konten blog dan interaktifitas para anggotanya, melainkan juga pada fitur dan manajemen website guraru.

Pengelolaan website Guraru yang saat ini diserahkan kepada beberapa anggota guraru sebagai Admin Guraru, pada awalnya memberi harapan kepada anggota (bc. saya) untuk berkembangnya sebuah ide baru, komunikasi, bahkan pengelolaan website yang lebih baik.

Namun setelah sebulan sejak perubahan manajemen itu, saya tidak merasakan perubahan yang cukup berarti dalam hal pengelolaan komunitas maupun fitur website, selain hanya pada jumlah anggota dan aktivitas postingan yang cukup banyak setiap harinya, meski hanya dari orang itu-itu saja.

Memang, pada awal diberlakukannya kebijakan manajemen baru ini, saya merasa interaksi antar anggota menjadi lebih komunikatif dan terbuka. Hal ini tak lepas dari event Kopdar Guraru yang diadakan tahun lalu, yang membuat para guraru yang hadir pada saat itu, masih terbawa dalam suasana pertemanan dan kekeluargaan yang diakibatkan oleh moment itu.

Namun, apabila dilihat dari kuantitas dan kualitas aktivitas anggotanya, terutama pengelola/admin guraru, saya merasakan beberapa kemunduran di dalamnya.

Para admin baru guraru yang pada awal terlihat antusias dengan label barunya sebagai admin, kini terlihat melempem, tak berdaya!

Apapun penyebabnya itu, kami tidak (mau) tahu, karena para guraru hanya tahu mereka adalah orang terpilih yang harus bisa menghidupkan komunitas ini.

Komunitas Guru Era Baru adalah sebuah komunitas yang sangat konsen terhadap pemanfaatan teknologi untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar di kelas, seperti penggunaan blog/elearning bahkan media sosial seperti facebook/twitter. Bahkan boleh dibilang, guraru memiliki karakter yang kuat dan menjadi pioner dalam mengenalkan dan memanfaatkan media sosial (twitter) kepada guru, sebagai wadah untuk berkomunikasi dan berbagi pengetahuan secara online.

Maka tugas para admin guraru adalah memastikan agar visi itu tetap ada dan terjaga.

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menghidupkan kembali kegiatan #GuraruTalk yang diadakan setiap hari senin malam yang membahas tentang topik tertentu dan dimoderasi oleh admin @guraruID, yang saat ini sedang vakum.

Sedangkan dari sisi fitur blog, saya melihat blog komunitas guraru ini ibarat “Rumah tak bertuan”.? Sebuah blog dengan performa yang amburadul dan terkesan tidak terurus.

Dari awal kemunculan blog ini, praktis tidak mengalami perubahan fitur sedikitpun. Penggunaan theme yang terlalu berat, theme yang tidak responsive terhadap perangkat mobile, banyaknya space yang useless dan fitur yang tidak penting untuk sebuah blog komunitas.

Misalnya saja pada bagian atas blog. Penggunaan banner yang terlalu besar dan menyita space yang ada, membuat tampilan blog menjadi melebar ke kanan. Hal ini menyebabkan ketidaknyamanan pengunjung, karena harus selalu menggeser scroll bar untuk melihat konten yang ada di sebelah kanan.

Selanjutnya, pada bagian menu (menu atas dan bawah sama saja), saya pribadi hampir tidak menganggap menu itu ada. Karena judul menu-menu tersebut cenderung menipu! Karena sebenarnya hanyalah memuat kategori postingan, yang terkadang isinya postingannya tidak relevan dengan jenis kategorinya.

Banyaknya jumlah kategori tulisan yang kuran jelas maknanya, juga membuat guraru bingung, misalnya Kategori belajar mengajar.? Saya tidak begitu ngeh dengan kategori ini, apakah untuk postingan berupa materi pelajaran ataukah kegiatan belajar yang ada kaitannya dengan mata pelajaran yang tersebut dalam sub kategorinya.

pil

Maka tidak heran jika kategori ini hampir tidak ada yang memilihnya.

Sedangkan pada badan blog, meski fitur “Artikel dari Pengelola” ditiadakan, dan hanya ada artikel terbaru dan artikel terpopuler, namun keberadaan artikel terpopuler terkadang menjadi rancu dengan artikel terbaru. Terutama jika artikel terpopuler tidak terupdate otomatis sehingga berjejer dengan artikel terbaru seperti berikut :

Artikel Pilihan (di bagian atas) dan Terpopuler ini juga sering menjadi tanda tanya. Atas dasar apa sebuah artikel bisa masuk dalam kategori artikel pilihan dan terpopuler? apakah berdasarkan banyaknya vote ataukah banyaknya komentar? Atau suka-suka admin-nya saja? #nggakjelas

Meski begitu, penambahan fitur Artikel Terbaru, Komentator terbaru dan Artikel terdahulu pada sidebar kanan cukup membantu guraru dalam melihat daftar postingan dan komentator terbaru. Hal ini memudahkan guraru dalam memberi atau menjawab komentar yang masuk.

Fitur lain yang menurut saya tidak begitu penting dan sebaiknya ditiadakan dari tampilan frontpage blog adalah Foto dan Video pada bagian kiri? bawah blog. Karena kedua fitur tersebut sudah terwakili oleh Menu Galleri.

Hal penting yang bisa menunjukkan eksistensi para Admin guraru adalah aktivitas online para admin guraru melalui media sosial (FB/twitter) yang terlihat melalui widget Twitter yang berada di bagian bawah.

Admin guraru seharusnya bisa memanfaatkan akun twitter @guraruID tersebut untuk berinteraksi secara online sekaligus mempublikasikan artikel-artikel yang ditulis oleh para anggotanya, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya selama sebulan terakhir ini saya tidak melihat aktivitas yang berarti pada kedua akun tersebut! #sedih

Pengelolaan guraru oleh admin yang berasal dari para anggota guraru sendiri, sejatinya bisa membuat komunikasi antara anggota dan para admin berjalan dengan baik. Sehingga setiap anggota komunitas ini dapat saling menjaga karakter komunitas Guru Era Baru agar tatap “hidup”. Karena jika tidak, sebuah komunitas hanya tinggal nama dan tempat berkumpulnya komunitas tak berarti.

Referensi Gambar : Namin AB Ibnu Solihin (Giliran saya mempertanyakan admin Guraru)

 

You may also like...