Bakal Calon Kepala Sekolah

Pada tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman yang menurut saya agak pribadi. Sebenarnya saya merasa kurang nyaman dengan postingan ini, tapi ya.. sudahlah. Semoga dengan membagikan postingan ini saya merasa lebih lega.

Akhir tahun 2020, tepatnya Bulan November 2020 lalu, saya mengikuti (atau istilah yang paling pas berkesempatan untuk mengikuti) seleksi bakal calon kepala sekolah (BCKS). Kesempatan ini sebenarnya bukan hal yang saya inginkan atau bisa dikatakan kurang menarik bagi saya.

Peserta Bakal Calon Kepala Sekolah

Jika dibandingkan dengan mengikuti kompetisi guru, saya rasa ini agak berbeda. Karena saya merasa tidak begitu antusias atau bisa dikatakan tidak begitu tertarik. Bagi saya mengikuti ajang kompetisi jauh lebih menyenangkan dibandingkan ikut seleksi bakal calon kepala sekolah (BCKS).

Meski begitu saya tidak punya pilihan, karena saat itu kepala sekolah saya sangat mendorong saya untuk mengikuti seleksi ini.

“Bu Amiroh harus ikut, sebab ibu sudah menjadi juara guru berprestasi tingkat nasional,” begitu ujarnya.

“Tapi saya tidak punya pengalaman apa-apa di bidang manajemen pak..,” sanggahku.

“Gampang, itu bisa dipelajari sambil jalan..,” sahutnya dengan agak memaksa.

Apa boleh dikata, maka disela-sela ishoma saat saya memberi materi in house training di SMKN 3 Jombang, saya diantar olehnya menuju ke kantor cabang dinas pendidikan Kabupaten Jombang untuk menemui kepala cabang Dinas Pendidikan Kab. Jombang saat itu.

Kepala sekolah saya ini memang unik. Dia selalu bersemangat jika menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan karir gurunya. Terhitung lebih dari tiga orang guru dari sekolah yang sama berhasil beliau promosikan menjadi kepala sekolah pada periode sebelumnya. Sehingga, mau tidak mau saya harus menerima permintaannya dan segera mempersiapkan semua berkas-berkas yang diminta.

Setelah melalui proses pendaftaran, akhirnya saya resmi menjadi salah satu BCKS. Saya pun segera melengkapi semua berkas portofolio dan best practice yang akan dikirim ke Dinas Pendidikan Prov. JATIM. Lagi-lagi untuk diseleksi!

Setelah menunggu beberapa minggu, saya dinyatakan lolos dan dapat melanjutkan ke tahap ujian seleksi substansi. Banyak komponen penilaian yang menjadi pertimbangan untuk dapat lolos dalam seleksi portofolio, diantaranya adalah pengalaman menjadi wakil kepala sekolah, prestasi, karya tulis dan seterusnya.

Dari sekian banyak kriteria, pengalaman menjadi wakil kepala sekolah adalah satu-satunya kriteria yang tidak bisa saya penuhi. Yah, memang saya tidak pernah menjabat sebagai wakil kepala di sekolah saya.

Namun begitu, saya memiliki nilai lebih pada kriteria lainnya, seperti prestasi, karya tulis, pengalaman menjadi narasumber/trainer dan seterusnya. Pengalaman ini yang kemudian memberi nilai lebih pada portofolio saya, sehingga nilai saya jauh di atas rata-rata peserta lain. Informasi ini disampaikan oleh Ibu Suhartatik, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Prov. Jawa Timur dalam pidatonya saat membuka kegiatan seleksi substansi BCKS di Malang.

Meski nilai portofolio saya tertinggi, namun jujur dari sisi manajemen, saya merasa minim pengalaman. Hal ini saya baru rasakan ketika mengikuti ujian seleksi substansi. Saya merasa agak kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan menajemen sekolah. Saat itu saya menjawab semua pertanyaan berdasarkan pengalaman saya sebagai guru. Sehingga bisa jadi jawaban-jawaban saya tidak nyambung dengan pertanyaan yang diajukan oleh penguji.. wkwwk..

Beruntung saat itu dilanjut dengan tes wawancara dan presentasi program, sehingga saya dapat mempertanggungjawabkan semua jawaban pada ujian substansi yang telah saya tulis. Kalau ada yang dirasa kurang pas, yaa.. saya minta maaf dan meralat jawaban sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh penguji. Agaknya para penguji sudah mengetahui kalau saya tidak mempunyai pengalaman di bidang manajemen..hehe.

Setelah menunggu berbulan-bulan, akhirnya hasil seleksi substansi bakal calon kepala sekolah (BCKS) pun diumumkan. Alhamdulillah saya dinyatakan lolos dan dapat segera mengikuti diklat CKS yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) Solo.

Sambil menunggu nota dinas diklat CKS itu tiba, saat ini saya masih menikmati peran sebagai guru yang membuat saya merasa terus bersemangat daan.. awet muda! 🙂 Semoga apapun peran yang saya harus lakoni, tetap membawa manfaat buat orang banyak, seperti tagline blog saya ini.. to live is to share!

So, Enjoy!

You may also like...