Akhirnya Sampai di Singapura

“Kok bisa terdaftar ikut pelatihan di Singapura sih?”, tanya beberapa teman kepala sekolah setelah mengetahui nama saya terdaftar dalam peserta kegiatan Single Country Training Programme School Management and Curriculum Leadership.

Saya hanya tertawa kecil, “Lho, bukannya kemarin sudah dishare bu Kacab informasinya di grup?”

Ya nggak nyangka betulan berangkat, bu… Kirain cuma info lewat…”, jawab teman saya cepat. Saya senyum-senyum saja, “Nah itu dia… kalau ada kesempatan jangan cuma dibaca, tapi diambil juga.

Yah, begitulah, mungkin saking banyaknya tugas kepala sekolah sehingga kadang kita melawatkan informasi-informasi penting yang ada.

Saya lanjutkan ceritanya setelah saya dapat surat tugas ikut pelatihan ke Singapura ya..

****

Satu bulan sebelum keberangkatan, kami dikumpulkan di gedung dinas pendidikan untuk melakukan persiapan pre-departure. Banyak hal yang perlu dipersiapkan, termasuk pengurusan passpor biru (passpor dinas). Alhamdulillah, pada kegiatan ini kami difasilitasi passpor biru. Meskipun karena beberapa alasan, kami memutuskan untuk tetap menggunakan passpor hijau kami.

Keberangkatan dijadwalkan tanggal 9 November 2025, sehari sebelum kegiatan pelatihan dimulai. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 2 jam 5 menit melalui pesawat Garuda Indonesia dari bandara Juanda Surabaya ke Changi Singapura.

Ini adalah kali ke-3 saya menginjakkan kaki di negeri singa. Sampai di Changi, kami dijemput oleh petugas dan langsung diantar ke hotel JEN Singapore Tanglin by Shangri-La. Sebuah hotel berbintang 5 di kawasan elit Singapura.

Hotel JEN Singapore Tanglin – By Shangri-La

Usai menaruh barang-barang, kami menuju ke mall yang terkoneksi dengan hotel untuk makan siang. Kami pun mengelilingi mall, mencari makanan halal dengan harga sesuai kantong.

“Is it halal food?“, tanya salah satu teman kepada petugas restoran. Kami pun segera mencari tempat duduk setelah petugas restoran mengiyakan dan melihat-lihat daftar menu yang ada. Saya mengerutkan alis sambil berbisik ke teman, “Ini menu apa ya? Kok namanya asing semua?” Tak satupun jenis makanan yang saya kenal dalam daftar menu itu.

Menikmati minuman segar

Waw.. mihil!“, gumamku dalam hati sambil melihat-lihat daftar menu. Rata-rata makanan di restoran ini dibandrol SGD $16.50 atau kira-kira lebih dari Rp. 200 ribu dalam kurs rupiah Rp.13rb. Belum termasuk minumnya. Saya pun memesan salah satu makanan dan minuman seraya mengira-ngira besaran rupiah yang harus saya keluarkan untuk kedua menu tersebut dalam kurs rupiah 🙂

Bill restoran

Sesuai dengan email yang saya terima dari pihak penyelenggara, pada program pelatihan ini kami mendapatkan fasilitas seperti hotel, konsumsi saat kegiatan dan uang saku (per diem) sebesar SGD $130 per hari selama pelatihan (5 hari). Total per diem yang kami terima adalah SGD $650 yang akan dibagikan pada hari ke-1. Sedangkan untuk transportasi pesawat ditanggung oleh masing-masing peserta.

Usai makan, beberapa dari teman ada yang lanjut melihat-lihat isi mall. sedangkan saya ingin kembali ke hotel untuk beristirahat.

Bu, nggak ikut lihat-lihat? Mumpung baru hari pertama.” Tanya salah satu teman.

“Tidak, Pak! Saya mau istirahat dulu. Monggo dilanjut..” Jawabku lemas.

You may also like...