Multimedia Interaktif dengan Articulate Storyline 3

Postingan saya kali ini penting untuk dibaca bagi pemula yang masih bingung tentang bagaimana cara memulai menggunakan articulate storyline.

Meski tampilan articulate storyline sangat mirip dengan software Ms PowerPoint, namun tak jarang saat pertama kali menggunakan software ini, para pengguna pemula masih bingung harus memulai dari mana. Dan jika sudah bingung, mereka tak segan untuk menutup dan meninggalkannya. Begitulah yang saya alami saat pertama kali belajar AS, bingung.. tak tahu harus bagaimana memulainya.

Nah, sebelum anda mengalami kebingungan seperti yang saya alami, sebaiknya anda membaca tulisan saya ini terlebih dahulu, supaya tercerahkan..hehe.

Sebelum memulai membuat media dengan articulate storyline, hal yang perlu dipahami adalah kerangka dasar AS seperti terlihat pada gambar berikut:

Kerangka Articulate Storyline

Sebuah media yang dibuat menggunakan AS, dapat disebut sebagai sebuah Project. Sebuah project dalam articulate storyline terdiri atas minimal 1 scene. Sedangkan 1 scene dapat terdiri atas 1 atau lebih slide. Sebuah slide dapat berisi 1 atau lebih layer yang berisi konten yang akan kita tampilkan dalam media. Konten ini dapat berupa teks, gambar, audio, video atau bahkan file animasi/flash. Penjelasan detailnya sebagai berikut:

Ketika pertama kali kita membuat sebuah project, maka kita akan diberi sebuah scene yang bisa kita gunakan untuk menampilkan konten melalui slideScene ini dapat kita beri nama sesuai dengan isi slide yang ada di dalamnya. Misalnya, scene “splash screen” yang berisi tampilan opening media yang kita buat. Jadi scene “splash screen” ini bisa terdiri atas beberapa slide dengan konten berupa judul media, nama pembuat dan seterusnya.

Tampilan Scene Saat Pertama Kali Menjalankan Articulate Storyline (1 scene)

Atau, anda dapat menambahkan sebuah scene lagi dengan nama “materi” untuk menampung beberapa slide dengan konten materi pembelajaran. Begitu seterusnya. Scene dapat ditambahkan sesuai kebutuan kita dalam menyusun media pembelajaran. Beberapa scene yang telah kita buat dapat dilihat pada bagian Story view, seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Contoh Tampilan Scene dalam Sebuah Media Pembelajaran (Story View)

Pada tampilan story view, terlihat semua scene yang ada pada sebuah project beserta alurnya. Penggunaan dan penamaan scene yang terstruktur dan rapi nantinya akan memudahkan kita dalam mengaitkan (hyperlink) antara slide yang satu dengan lainnya.

Selain scene, pada articulate storyline juga terdapat istilah slide. Slide digunakan untuk menampilkan konten media pembelajaran. Slide pada AS tidak jauh berbeda dengan slide yang kita kenal pada software Ms PowerPoint. Namun, slide pada articulate storyline  memiliki beberapa jenis, tergantung pada kegunaannya. Misalnya, slide yang kita gunakan untuk menampilkan konten biasa, akan berbeda dengan slide yang kita gunakan untuk menampilkan kuis, dan seterusnya. Penggunaan slide pada AS akan saya bahas pada tutorial selanjutnya.

Jenis Slide Pada Articulate Storyline

Selanjutnya adalah layer. Jika anda pernah belajar desain grafis, pasti tidak asing dengan istilah layer. Layer atau lapisan digunakan untuk memisahkan objek (konten) yang satu dengan lainnya agar bisa kita perlakukan secara bebas sesuai dengan keinginan kita tanpa mengganggu objek yang lain. Pada AS, sebuah slide bisa terdiri atas minimal 1 layer (base layer) atau lebih.

Tampilan slide, 1 layer (base layer)

Tampilan Slide dengan Beberapa Layer

Kegunaan layer ini akan terasa ketika kita sudah bermain-main dengan trigger. Nah, apalagi itu?? haha..  (udahlah, nggak usah dipikir.. yang penting kita paham istilah scene, slide dan layer aja dulu yaa..hehe 😀 )

Bagian akhir dari tulisan ini adalah .story (dot story). Media yang kita buat menggunakan articulate storyline memiliki format file .story.  Format file inilah yang kita gunakan selama membuat media menggunakan AS. Dengan kata lain, .story adalah file mentahan dari project yang sedang kita buat.

Selanjutnya, hasil publikasi (publish) dari  file .story tersebut berupa file HTML5/Flash (berbasis web) atau file aplikasi (berbasis desktop). Hasil publikasi media dapat dilihat pada folder Documents>My Articulate Projects (default). File hasil publikasi inilah yang nantinya akan kita gunakan sebagai media pembelajaran di kelas.

Semoga postingan ini cukup memberi pencerahan bagi para pengguna (pemula) articulate storyline. Amin.. Jika sudah tercerahkan, anda bisa lanjut ke postingan selanjutnya.

Referensi:
https://community.articulate.com/series/4/articles/using-story-view-in-articulate-storyline-2
https://community.articulate.com/articles/working-with-slides-and-layers

You may also like...