Guru Bersertifikasi = Guru Berduit ??
Apa yang anda pikirkan ketika anda mendengar kalimat “Guru Bersertifikasi”?
Apakah Guru dengan kinerja dan kualitas yang bisa diandalkan ? Atau …
Guru dengan seperangkat media berbasis ICT sebagai sarana pembelajarannya? Atau …
Guru dengan beberapa kompetensi ( kompetensi pedagogik, pilule kompetensi pribadi, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional) yang dimilikinya? Atau….
Guru dengan duit (gaji) selangit?
Ketika beberapa “Guru Berserfitikasi” berkumpul, Tahukan anda, kira-kira apa yang mereka bicarakan?
Saling bertukar informasi tentang bagaimana cara mengajar yang baik kah? Atau ..
Mereka membicarakan perkembangan anak didik mereka ? Atau…
Barangkali pembicaraan pembiraraan seperti ini yang pernah anda dengar :
“Apakah Gaji tunjangan bulan ini sudah ditransfer ya?”, atau…
“Bulan ini dapat rapelan gaji berapa bulan? ” Atau..
“Kenapa tunjangan saya belum ditransfer juga ya?”
Jujur, manakah yang lebih sering anda dengar?
Kalau saya boleh bilang, beberapa kalimat terakhir inilah yang sering saya dengar..
Yah, diakui atau tidak, Sertifikasi Guru selalu identik dengan besarnya tunjangan (gaji) atau bahasa kasarnya, besarnya gaji yang akan diterima oleh guru yang bersangkutan..
Sehingga Ketika ada orang yang bertanya, apakah anda sudah sertifikasi? Pertanyaan itu identik dengan “Apakah anda sudah mendapatkan gaji tunjangan profesional guru?
Dan ketika anda ditanya tentang hal tersebut, bagaimana reaksi dan perasaan anda?? apakah anda tidak risih untuk menjawabnya? Sebab dengan menjawab pertanyaan itu, sama dengan memberikan gambaran pada si penanya tentang besarnya penghasilan anda perbulan…
Tidak dipungkiri bahwa pemerintah memang mengucurkan dana untuk peningkatan pendidikan kita, termasuk untuk kesejahtareaan para guru. Tetapi, tentu dana itu tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan guru semata, akan tetapi dengan dana itu guru juga diharapkan untuk meningkatkan kualitas dan kinerjanya.
Dengan kata lain, guru menjadi bertanggung jawab atas kualitas pendidikan anak-anak kita.
Oleh sebab itu guru bersertifikasi hendaknya berpikir dan terus meningkatkan kinerja dan kualitas pendidikannya. Meningkatkan semua kompetensi yang seharusnya dimiliki termasuk meningkatkan kualitas mendidik mereka.
Sehingga, jangan lagi ada pandangan bahwa Guru bersetifikasi adalah guru dengan gaji tunjangan yang selangit, tetapi hendaknya guru bersertifikasi menjadi identitas seorang guru, dengan kinerja dan kualitas yang bisa dibanggakan dan diandalkan.
Semoga… 🙂