Ala Backpacker (day 2)

Setelah menikmati sarapan, viagra 60mg kami bergegas meninggalkan hotel. Hari ini kami berencana mengunjungi 3 tempat wisata yang berada dalam satu jalur lokasi, find yaitu tempat wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan pantai wisata DreamLand yang terletak di Bukit Ungasan, decease dan Pura Luhur Uluwatu berlokasi di Pecatu, Badung. Kami menuju ke lokasi tersebut dengan mengendarai sepeda motor yang kami sewa dengan biaya sewa Rp. 50rb per hari.

Meski kami belum tahu arah menuju lokasi yang akan kami tuju, tetapi kami memiliki peta dan GPS yang siap memandu perjalanan kami.

Dan rute perjalanan pertama kami adalah menuju GWK. Cuaca yang sejuk dan suasana pedesaan yang tenang yang membuat perjalanan menjadi menyenangkan, didukung dengan kondisi jalan yang berliku, naik turun bukit.. membuat waktu perjalanan kurang lebih 45 menit menjadi terasa singkat.

Sepanjang perjalanan melintasi pedesaan, kami selalu mencium aroma wangi yang berasal dari bunga dan minyak wangi sesajen yang ada di depan setiap rumah/toko warga desa.

Beberapa kali kami harus bertanya kepada penduduk tentang arah menuju GWK, karena minimnya rute jalan menuju tempat wisata ini. Rupanya Peta dan GPS tidak cukup membantu dalam hal ini.. 😀


Tak lama kemudian kamipun sampai di GWK. Garuda Wisnu Kencana merupakan taman wisata di mana sebuah Patung Dewa Wisnu dan Patung Garuda raksasa berada.

Patung Garuda ini berada tepat di belakang Plaza Wisnu, yaitu Garuda plaza, tempat di mana patung Garuda ini berada.

Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang terdiri atas lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yang disebut Lotus Pond.

Pintu masuk Lotus Pond

Area Lotus Pond

Untuk masuk ke lokasi GWK, kami harus membayar Rp.140rb untuk 4 orang dengan ongkos parkir Rp. 5000.

Setelah puas berkeliling dan berfoto di lokasi ini, kami meneruskan perjalanan menuju Dreamland. Memasuki area Dreamland, di sisi kanan jalan terdapat sebuah tempat beribadah (masjid Agung) yang cukup besar. Dan kami berencana untuk sholat dan istirahat di masjid ini sebelum menuju rute selanjutnya.

Konon kabarnya Dreamland ini adalah proyek milik Tommy Soeharto yang terbengkalai karena masalah perencanaan dan pendanaan yang disebabkan oleh peralihan sistem demokrasi, atau lebih tepatnya krisis keuangan pada saat itu. Namun, saat ini mulai tampak banyak dibangun resort dan hotel disepanjang sisi jalan menuju pantai.

Untuk masuk area pantai, tidak dipungut biaya sama sekali. Hanya ongkos parkir Rp. 5000 saja atau jika ingin gratis parkir, kita bisa membawa sepeda motor mendekati area pantai.

Di pantai ini, seperti biasa..banyak wisatawan lokal dan asing bermain-main pasir putih dan air. Sinar matahari sangat terik, membuat pemandangan di pantai ini menjadi sangat indah dengan angin dan ombak yang lebih besar dari pada ombak pantai Kuta.

Di sepanjang sisi pantai terdapat persewaan payung + tempat berjemur dengan harga sewa Rp. 100rb per lokasi. Namun kami lebih suka berlindung di bawah batu karang yang ada di sekitar pantai.. karena GRATIS!!

Tak terasa hari semakin siang, dan perut kami pun mulai keroncongan. Maka sebelum melanjutkan perjalanan, kami mampir ke warung Ibu Dewi yang menjual nasi bungkus dan minuman di area parkir Dreamland.

Dan rute perjalanan terakhir hari ini adalah menuju Pura Luhur Uluwatu. Hanya dalam waktu beberapa menit saja kami sudah sampai di lokasi ini.

Memasuki area ini, setiap pengunjung diwajibkan memakai kain selendang sebelum menuju ke Pura Luhur Uluwatu. Kain selendang ini disediakan oleh petugas dan dipinjamkan secara gratis. Di pintu masuk, terdapat beberapa orang yang menjual makanan kecil seperti pisang dan kacang untuk makanan monyet.

Pura Uluwatu terletak di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut. Pura Luhur Uluwatu merupakan Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin.

Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura. Di sepanjang hutan kecil inilah banyak dijumpai monyet ini yang suka mengganggu dengan mengambil barang yang kita pakai, misalnya sandal, kaca mata, accessories dan barang-barang yang sekiranya dapat mereka ambil dan lepas dari kita.

Saya sendiri terpaksa memberikan salah satu sandal yang saya pakai, saat monyet-monyet itu ingin mengambil paksa dari saya. Sehingga kami harus menghentikan perjalanan sampai monyet tersebut mengembalikan sandal saya. Biasanya barang yang dirampas akan dilepaskan kembali jika barang tersebut tidak dapat dimakan atau dia telah mendapatkan makanan lain.

Dan 15 menit kemudian, seorang penjual makanan monyet, membantu mengambilkan sandal saya yang telah dibuang kembali oleh monyet itu. Maka kamipun melanjutkan perjalanan menuju puncak Uluwatu.

Di puncak Uluwatu inilah kami menikmati pemandangan laut dan langit biru yang sangat indah.

Hari beranjak sore, kami pun harus segera kembali pulang ke hotel untuk beristirahat. Selalu saja perjalanan pulang terasa lebih pendek dari pada perjalanan saat berangkat. Dalam perjalanan pulang, tidak lupa kami mampir ke mini market untuk membeli beberapa makanan dan minuman untuk persediaan malam hari.

Besok kami berencana untuk mengunjungi Pantai Tanah Lot dan Pasar Sukawati yang letaknya cukup jauh dari penginapan.

Sampai ketemu besok 😀

You may also like...